MOSCOW-(DM) : Sebelumnya
Indonesia menerima tawaran 10
kapal selam dari Rusia. Belum jelas
kapal selam dari kelas apa dan
buatan tahun berapa yang
ditawarkan Rusia itu. Untuk
menindaklanjuti, pihak Kemenhan
sudah mengirimkan tim ke Rusia
guna menjajaki tawaran Rusia ini,
sekaligus melihat langsung kondisi
kapal selam di tempatnya bersandar.
Menurut Tempo, Kepala Badan
Sarana Pertahanan Kementerian
Pertahanan Laksamana Muda
Rachmad Lubis mengatakan bahwa
kedua negara belum mencapai
kesepakatan soal tawaran (disebut-
sebut sebagai hibah) ini dan masih
mengkaji langkah-langkah
selanjutnya. Soal spesifikasi kapal-
kapal selam tersebut, Rachmad juga
belum mengungkapkannya.
Belum ada kesepakatan dengan
tawaran Rusia ini. Dua hal
penyebabnya, yaitu mungkin
Indonesia belum bisa memenuhi apa
yang diinginkan Rusia atau pihak
Kemenhan sendiri-lah yang masih
menimbang kemampuan kapal selam
tersebut, biaya perawatan,
perbaikan, dan kesiapan
infrastruktur.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan
Laut (KSAL) Laksamana Marsetio
menegaskan bahwa kapal selam yang
akan dibeli harus sesuai dengan
kondisi perairan Indonesia, seperti
kondisi geografis dan apakah kapal
selam tersebut cocok di samudera
atau di archipelago . "Idealnya kapal
selam kita memiliki kekhususan dan
kekhasan dengan melihat kedalaman
dan kontur laut," ujar Marsetio
beberapa waktu lalu.
Kalau melihat list kapal selam Rusia
yang masih aktif saat ini, kapal
selam konvensial (non nuklir) tertua
mereka adalah kapal selam kelas Kilo
dari Project 877. Kapal-kapal selam
dari kelas ini masuk ke layanan pada
tahun 1980 -kapal selam pertama
tidak aktif lagi, dan kapal selam
kedua (1981) masih aktif- dan yang
terakhir masuk ke layanan pada
1994.
Ada juga proyek pengembangan
selanjutnya dari kelas Kilo yaitu
Project 877 EKM, Project 877LPMB
dan project 877V, semua kapal selam
kelas tersebut juga masuk layanan
antara tahun 1980-1990an, namun
jumlah yang dibangun tidak
sebanyak kapal selam Kilo dari
Project 877 (khusus Rusia, dibangun
sekitar 20 lebih dan masih aktif
sekitar 14 unit). Total, seluruh kapal
selam kelas Kilo dari semua Project
adalah 57 unit dan masih aktif 47
unit dengan pengguna yaitu Rusia
sendiri dan beberapa negara lain
yaitu China, India, Iran, Polandia,
Rumania, Aljazair dan terakhir
tetangga kita Vietnam.
Jika melihat dari kuantitas kapal
selam yang ditawarkan Rusia,
tampaknya memang dari kelas Kilo
atau bakal didominasi dari kelas Kilo
Project 877 karena beberapa kapal
selam dari Project 877 tok juga
sudah ada yang tidak aktif lagi. Atau
tidak menutup kemungkinan bahwa
yang ditawarkan adalah kapal-kapal
selam yang masih aktif, karena Rusia
sendiri sudah berencana
membangun 20 kapal selam
konvensional (kelas Lada) hingga
2020.
Sumber : Artileri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar